Pengunjung

FEEDJIT Live Traffic Feed

Feedback


Free chat widget @ ShoutMix

Friday, September 12, 2008

Memilih Jenis Lagu PS Gereja


Pengantar :
Banyak yang bertanya kepada saya, apakah boleh menyanyikan lagu-lagu yang anda muat di blog ini di gereja? Lho, saya tanya kenapa bertanya? Ternyata ada beberapa jemaat yang melarang bernyanyi dengan perangkat band, atau jenis lagu tertentu yang oleh 'petinggi' di gerejanya kurang disenangi dll. Saya sendiri sependapat dengan penulis artikel berikut : Musik gereja khususnya oleh PS, hendaknya menekankan lirik lagunya yang membawa 'khotbah' bagi pendengarnya, bukan jenis musik pengiring ataupun tanpa musik sama sekali spt yang lazim a capella. Tetapi jaman berlalu, kita harus mampu mengakomodir perubahan, termasuk selera musikalitas jemaat. Tapi jangan lupa, syair itulah yang terutama. Saya sendiri tidak terlalu kenal dengan musik dari Hillsongs, tapi saya yakin liriknya pasti menyentuh. Silakan menyimak tulisan berikut :



KESEIMBANGAN YANG SEHAT

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Ps Darlene Zschech, penggubah lagu klasik Shout to the Lord, adalah seorang hamba Tuhan yang bermukim di kota Sydney, Australia, yang semenjak awal dasawarsa ke-90 telah menjadi salah seorang dari tokoh-tokoh pemusik kristiani yang paling menonjol di seluruh dunia masakini.

Ia tidak hanya dikenal di mana-mana sebagai seorang pencipta lagu-lagu puji dan sembah kontemporer yang paling berbakat, tetapi juga diakui oleh mereka yang mengenal dia secara pribadi sebagai seorang pemimpin yang memiliki hati dan hikmat Kristus. Pelayanan musik yang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya mempunyai ‘kuasa’, yang mampu menjangkau setiap generasi di dunia tanpa memandang bulu!

Bersama tim pemusik Hillsong Church, Ps Darlene Zschech sudah berhasil me-‘revolusi’-kan seni musik gereja secara global. Mereka berhasil memprakarsai suatu keseimbangan yang sehat di dalam perkembangannya di seluruh dunia melalui penyesuaian-penyesuaian yang relevan bagi generasi-generasi di dalam gereja Tuhan, tanpa kompromi dengan kemutlakan OTORITAS ALKITAB atas lagu-lagu ciptaan mereka.

Bukankah yang dapat disebut sebagai lagu-lagu rohani ditentukan oleh SYAIR-SYAIRNYA, dan bukan oleh JENIS-JENIS IRAMA MUSIKNYA?

Musik karya hamba-hamba Tuhan dari gereja Hillsong juga berhasil melunakkan hati-hati yang keras, bahkan mempersatukan denominasi-denominasi tubuh Kristus di seluruh dunia.

Pertengahan tahun 2005 seorang pendeta gereja Anglican di kota Melbourne, Australia, memberi komentar tentang Hillsong Church, ketika ia diwawancarai di dalam sebuah acara televisi yang dikaryakan khusus untuk ‘mengamat-amati’ keberhasilannya di dunia. Di tengah-tengah pendapat saudara-saudara seiman lainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif, dengan tegas sekali ia menyatakan pendapatnya, bahwa Hillsong Church adalah gereja yang khusus dipilih oleh Tuhan untuk mempersiapkan peralihan zaman bagi tubuh Kristus, dari abad yang ke-20 ke abad yang ke-21!

Tidak dapat dibantah lagi, grup pemusik rohani yang sangat termasyhur ini sudah berhasil merebut jiwa-jiwa kaum muda-mudi yang terhilang di akhir zaman bagi kerajaan Allah, terutama mereka yang bermukim di negara-negara barat, tanpa mengabaikan atau meremehkan kepentingan generasi-generasi sebelumnya! (Baca: Fenomena Australia: ‘Hillsong Church’)

Apabila generasi yang baru di dalam gereja Tuhan tidak bertambah, siapakah yang akan meraih dan mengurus generasi-generasi mendatang? Mazmur Daud mengatakan: “Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.” (Mazmur 22:31)

Alkitab berbahasa Inggris, ‘The Amplified Bible’, yang menterjemahkan bahasa asli ayat-ayat firman Tuhan secara lebih jelas dari pada alkitab-alkitab bahasa Inggris lainnya, menyalin surat rasul Petrus yang pertama pasal 5 ayat yang ke-8 seperti ini: “Be WELL BALANCED (temperate, sober of mind), be vigilant and cautious at all time; for that enemy of yours, the devil, roams around like a lion roaring [in fierce hunger], seeking someone to seize upon and devour.”

Sedangkan terjemahannya di dalam bahasa Indonesia memberi arti yang lebih umum, dan agak berbeda: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”

Ps Joyce Meyer, pelopor acara TV kristiani: ‘Enjoying Everyday Life’, sering kali mempergunakan ayat termasyhur ini untuk menjelaskan pentingnya keseimbangan di dalam tubuh Kristus. Menurut dia, ketidak-seimbangan akan mengakibatkan ketidak-sejahteraan gereja-Nya, karena tidak jarang hal-hal seperti itulah yang menyebabkan lahirnya pandangan-pandangan yang ekstrim. Situasi-situasi tersebut bisa membuka celah bagi Iblis untuk menggagalkan tujuan utama kehadiran orang-orang Kristen di dunia, yaitu: untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus Kristus!

Selain harus berani memperkenalkan Kristus melalui sinar-sinar yang lebih segar dan relevan kepada generasi muda masakini, sikap yang terbuka dan luwes di dalam penerimaan ide-ide yang baru dan modern, akan membantu tujuan Kristus untuk mendekati dan meraih mereka yang masih berada di luar gereja-Nya.

Tetapi … kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru, yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan berarti mendukung sikap-sikap untuk mengabaikan hal-hal yang lama, yang sudah ada, yang merupakan ‘legacy’, peninggalan generasi-generasi umat Tuhan sebelumnya. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus selalu seimbang, … dan sehati! (Well balanced!)

Seperti yang sudah diulas sebelumnya, sesuatu yang relevan bagi seseorang belum tentu menarik atau relevan bagi orang-orang lainnya, karena setiap pribadi ciptaan Tuhan dilahirkan unik, dengan selera-selera tersendiri. Ketrampilan untuk bisa menyatu-padukan semuanya, sehingga menjadi relevan bagi setiap orang, adalah suatu tindakan yang membutuhkan hikmat sorgawi. Amsal Salomo mencatat: “Karena TUHAN-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2:6)

Yang pasti, tugas umat Tuhan di dunia bukan untuk menyenangkan hati manusia, tetapi untuk menyenangkan hati Allah Bapa di sorga! Tuhan Yesus meneguhkannya dengan berkata: “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32)

Jikalau kita bisa menyenangkan hati Tuhan, umat-Nya yang lain tentu akan ikut merasa senang dan relevan, karena Roh Kudus yang sama, yang bersemayan di dalam hati kita, berasal dari Dia! Tuhan Yesus berkata, bahwa saatnya akan tiba, di mana penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam ROH dan KEBENARAN. Sebab Allah adalah Roh. (Yohanes 4:23-24)

Prinsip ketaatan Tuhan Yesus pada masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia memberi teladan kepada kita untuk selalu mendekati ‘umat pilihan’-Nya melalui suatu penginjilan yang RELEVAN.

Ia tidak hanya mengajar mereka yang sudah berada di dalam ‘Synagogue’ (rumah ibadat orang Yahudi) saja, tetapi juga bersedia melibatkan diri-Nya ke luar, mendekati orang-orang yang ditolak dan tidak disukai oleh masyarakat umum!

Pada saat Ia bergaul dengan para pemungut cukai, pelacur, atau orang-orang berdosa lainnya, Ia menyesuaikan diri-Nya sedemikian rupa, tanpa kompromi dengan perbuatan-perbuatan dosa yang mereka lakukan. Karena tujuan utama Tuhan Yesus bergaul dengan orang-orang tersebut, adalah … untuk menunjukkan jalan keselamatan bagi mereka yang bersedia mengikuti-Nya!

Sekali lagi, … yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga dari umat-Nya hanya sikap hati yang taat kepada firman-Nya, seperti yang sudah dikerjakan sendiri oleh Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, 2000 tahun yang lalu. (Filipi 2:5)

Prinsip ketaatan hidup yang sudah diteladani oleh rasul Paulus tersebut juga harus diteladani oleh tubuh Kristus sekarang, yaitu … mendekati dan menjangkau orang-orang yang masih berada di luar, menggunakan setiap KESEMPATAN yang ada dan semua ‘RESOURCES’ yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita di setiap zaman, tanpa mengorbankan inti kekristenan yang sudah ada di dalam gereja-Nya!

Apabila melalui penyajian musik kristiani, dengan memakai semua peralatannya yang paling modern, Injil Tuhan Yesus Kristus bisa diberitakan oleh gereja-Nya kepada generasi yang masih muda masakini, … apa pun denominasinya, … WHY NOT?

Firman-lah yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun juga. Karena hanya Dia yang tidak pernah berubah, kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya! (Ibrani 13:8)

Terpujilah nama Tuhan sampai selama-lamanya!

Amin!

John Adisubrata
John.Adisubrata[at]gmail.com
Oktober 2006

No comments: