Pengunjung

FEEDJIT Live Traffic Feed

Feedback


Free chat widget @ ShoutMix

Sunday, July 27, 2008

Persembahan koor ?

Sandiwara Persembahan
oleh Jonathan Parapak

Persembahan di kalangan umat kristiani adalah suatu kata dan konsep yang sangat umum. Hampir di mana ada pertemuan umat, di situ "katanya" ada persembahan. Ia bisa berwujud kotak persembahan, pundi persembahan, lelang barang sebagai persembahan, lagu pujian koor, atau vocal group sebagai persembahan.

Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Yang merisaukan adalah banyak dari persembahan itu tidak lain adalah bagian dari sandiwara agamawi, yang realitasnya hanyalah keterpaksaan, rutinisme, bahkan gengsiisme. Simak saja apa yang terjadi dengan persembahan mingguan atau bulanan. Pada umumnya, dengan alasan keterbukaan maka nama penyumbang dan jumlah sumbangan diumumkan dalam warta gereja. Di sana kelihatan siapa yang menyumbang banyak dan mendapat perhatian dari jemaat. Kalau tidak pakai nama, jumlah sumbangan berikutnya akan menurun.

Nah, apakah pengumuman persembahan itu adalah sungguh-sungguh persembahan? Ataukah kesempatan persembahan dalam gereja sudah dipakai untuk pamer? Simak juga "lelang" yang diadakan oleh beberapa kelompok. Pelelang mendorong, kadang-kadang memaksa, agar banyak uang yang diberi. Peserta didorong untuk berkompetisi, gengsi diangkat-angkat untuk mengeruk dana dari partisipan.

Adakah cara ini persembahan yang turus atau murni? Sering pula kita dapati: kebaktian atau acara dengan "persembahan koor", katanya bagian dari ibadah! Karena banyaknya bisa sampai 5, 6, 10 koor sehingga ibadah berubah menjadi parade bahkan "pameran" koor, yang belum tentu mendukung ibadah. Bahkan, menyebabkan peserta ibadah gelisah, kesal dan lain-lain. Kalau demikian, apakah itu persembahan? Persembahan untuk siapa?

Semua ini serba menarik karena Firman Tuhan tegas menasihatkan agar dalam memberi supaya tulus dan ikhlas, yang diberi oleh tangan kanan, tangan kiri pun jangan tahu (Matius 6:3). Jadi, Firman Tuhan menuntut ketulusan, keikhlasan, pengorbanan, dan persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

Simak saja Roma 12:1, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" dan apa yang terjadi dengan Ananias dan Safira (Kisah Para Rasuk 5:1-11). Dalam hal Ananias dan isterinya, tak ada alasan untuk berbohong, kecuali dorongan gengsi, maka kesalahan keluarga itu adalah berbohong/bersandiwara di hadapan Tuhan. Hukumannya sangat cepat, kedua suami isteri meninggal.

Bersandiwara memang mengasyikan, mengangkat gengsi tetapi alangkah busuknya di hadapan Tuhan. Dalam Alkitab kita baca persembahan yang diterima Tuhan seperti yang dilakukan Habel. Dia memang secara manusia menanggung kematian karena kemarahan dan iri hati saudaranya.

Abraham rela mempersembahkan putranya sebagai tanda kesetiaannya dan imannya kepada Tuhan yang dia sembah. Tuhan Yesus memperhatikan persembahan seorang janda dari kekurangannya. Tuhan Yesus sendiri rela menderita disalib dan mati untuk menyelamatkan yang berdosa.

Contoh-contoh ini mengajak kita untuk memeriksa diri, memeriksa motivasi kita dalam memberi! Jangan-jangan pemberian kita adalah keterpaksaan; atau pameran kekayaan, atau uang sogok untuk mendapat sanjungan dan popularitas.

Persembahan yang benar dan berkenan kepada Tuhan adalah persembahan yang lahir dari hidup yang bertobat (Matius 5:24); persembahan yang merupakan kerelaan berkorban (seperti janda miskin, Lukas 21:4), persembahan yang merupakan bagian dari persembahan tubuh (Roma 12:1) dan merupakan persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah sehingga merupakan "ibadah yang sejati".

Marilah kita dengan tulus, dengan iman yang teguh, hanya menyembah Dia Sang Juruselamat kita, dan rela memberikan yang terbaik bagi kemuliaan nama-Nya. * 160104

Dikembangkan Oleh Gloria Cyber Ministries
© Copyright 2000-2007.
All rights reserved.

No comments: